Jumat, 13 November 2015

MERAJUT PERDAMAIAN DI LAUT CHINA SELATAN

Sengketa wilayah di Laut Cina Selatan merupakan sengketa regional yang melibatkan beberapa Negara di kawasan Laut Cina Selatan, seperti China, Taiwan, Vietnam, Malaysia, brunei Darussalam, dan Filipina. Tidak hanya beberapa Negara tersebut yang memiliki kepentingan di LCS namun, Amerika Serikat turut memiliki kepentingan dalam LCS. Diketahui pesawat pengintai P8-A Poseidon milik USAF melintas diatas ruang udara pulau yang diklaim oleh China. Dari hasil pengintaian tersebut diketahui China melakukan pembangunan diatas pulau yang disengketakan.

             Wilayah LCS disengketakan tidak hanya dikarenakan alas an territorial dan sejarah. Namun, berkaitan dengan kandungan sumberdaya mineral dan sumber daya ikan. Kemudian, letak LCS dinilai sangat strategis karena menghubungkan jalur perdagangan sebelum melewati Selat Malaka (sea line of communication) SLOC.

           Klaim LCS diajukan beberapa Negara dengan Klaim China adalah didasarkan bahwa pada peta wilayah Negara Cina yang dibuat oleh Partai Nasionalis Kuomintang pada tahun 1948, kemudian mengacu pada zaman kerajaan Cina kuno yang diklaim sebagai wilayahnya. Klaim Vietnam didasarkan pada perjanjian penyerahan kekuasaan antara prancis dengan Vietnam pasca bersatunya Vietnam.

         Saat ini, eskalasi konflik di kawasan LCS semakin memanas terkait dengan kebijakan Cina yang melaksanakan pembangunan dan pengembangan pada daerah sengketa yang berstatus quo. China melakukan pengembangan dan pembangunan meliputi reklamasi wilayah kepulauan parcel dan spratly dengan membangun pelabuhan, airstrip, dan fasilitas jalan. Situasi tersebut semakin bertambah panas dengan kehadiran militer cina yang secara berkala melakukan patroli diwilayah LCS baik dengan menggunakan Kapal perang, maupun pesawat udara.

           Sengketa LCS semakin meningkatkan ketegangan regional. Ketegangan regional tsb memacu Negara-negara yang terlibat untuk meningkatkan kemampuan angkatan bersenjatanya untuk semakin memperkuat pengaruhnya diwilayah yang disengketakan. Seluruh Negara yang terlibat semakin meningkatkan kekuatannya. Cina merupakan Negara dengan kekuatan militer terbesar dikawasan LCS meningkatkan anggaran pertahanannya sehingga mencapai (milyar dolar). Perlombaan senjata “weapon race” tidak dapat dihindari karena baik Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia bersama-sama maningkatkan kemampuan angkatan perangnya. hanya Brunei Darussalam yang merupakan satu-satunya Negara pengklaim yang menunjukkan sikap non-agresif dengan tidak menempatkan kekuatan bersenjata diwilayah sengketa dan menekankan pada penyelesaian secara damai.
         Dunia internasional berperan dalam rangka memaksa seuruh Negara pengklaim untuk menyelesaikan konflik LCS melalui jalur perundingan damai. Didalamnya terdapat peran PBB, Negara-negara Asia, ASEAN, dan pihak-pihak yang bersengketa. ASEAN sebagai wadah organisasi bagi Negara-negara asia ternggara untuk dapat membentuk suatu kesatuan yang solid untuk memelihara keamanan dan ketertiban diwilayah sengketa. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadi hal yang tidak diinginkan.


           Indonesia memainkan peran penting dalam memelihara perdamaian dikawasan LCS. Indonesia dinilai sebagai Negara yang memiliki pengalaman dalam penanganan dan penyelesaian konflik wilayah seperti penanganan konflik Timor-timur, Simpadan dan Ligitan, Konflik Aceh, dan berbagai konflik bersenjata lainnya secara damai, sehingga dinilai mampu memberi saran tindak bagaimana seharusnya penyelesaian konflik LCS secara damai. 

TANDA KEHORMATAN REPUBLIK INDONESIA (Part III)

Tanda Kehormatan Republik Indonesia adalah penghargaan negara yang diberikan Presiden kepada seseorang, kesatuan, institusi pemerintah, atau organisasi atas darmabakti dan kesetiaan yang luar biasa terhadap bangsa dan negara. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2009 dan PP No. 35 Tahun 2010 ,Tanda Kehormatan dibagi menjadi tiga jenis yaitu Bintang, Satyalancana, dan Samkaryanugraha. Dalam part III, admin akan membahas mengenai Satyalancana.





Satyalancana Perang Kemerdekaan I
Satyalancana Perang Kemerdekaan I diberikan kepada anggota Angkatan Bersenjata yang mengikuti sepenuhnya peristiwa Perang Kemerdekaan I dari tanggal 20 Juni 1947sampai dengan 22 Februari 1948, kecuali dalam hal mereka tertawan, mendapat luka-luka dan invalid. (Pasal 18 ayat 1 UU no.70/1958).

Satyalancana Perang Kemerdekaan II
Satyalancana Perang Kemerdekaan II diberikan kepada anggota Angkatan Bersenjata yang mengikuti sepenuhnya peristiwa Perang Kemerdekaan I dari tanggal 18 Desember1948 sampai dengan 27 Desember 1949, kecuali dalam hal mereka tertawan, mendapat luka-luka dan invalid. (Pasal 18 ayat 1 UU no.70/1958).

Satyalancana Seroja
Satyalancana Seroja adalah tanda kehormatan pemerintah atas upaya anggota TNI/Polri yang di anugerahkan pada periode 1975-1999 untuk mereka yang berjasa dalam menanggulangi masalah keamanan oleh gerombolan pengacau dari luar batas negara di wilayah Nusa Tenggara Timur. Selain anggota TNI/Polri yang mendapatkan tanda kehormatan tersebut, WNI non-militer dan juga warga asing juga berhak mendapatkan tanda kehormatan tersebut. Persyaratan pemberian tanda kehormatan ini diatur melalui UU Darurat no 4./1959.

Satyalancana G.O.M
Satyalancana Gerakan Operasi Militer  adalah tanda kehormatan jenis Satyalancana Peristiwa yang diberikan kepada anggota Angkatan Bersenjata dalam memberantas kekacauan yang dilakukan oleh gerombolan bersenjata. Tanda kehormatan diberikan untuk meningkatkan dan memelihara moral Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
  • Satyalancana Gerakan Operasi Militer I diberikan kepada anggota Angkatan Perang yang secara aktif mengikuti gerakan operasi militer terhadap Peristiwa Madiun tahun 1948.
  • Satyalancana Gerakan Operasi Militer II diberikan kepada anggota Angkatan Perang yang secara aktif mengikuti gerakan operasi militer terhadap Angkatan Perang Ratu Adil tahun 1950.
  • Satyalancana Gerakan Operasi Militer III diberikan kepada anggota Angkatan Perang yang mengikuti gerakan operasi militer terhadap Republik Maluku Selatan.
  • Satyalancana Gerakan Operasi Militer IV diberikan kepada anggota Angkatan Perang yang mengikuti gerakan operasi militer terhadap peristiwa Sulawesi Selatan (DI/TII Kahar Muzakar).
  • Satyalancana Gerakan Operasi Militer V diberikan kepada anggota Angkatan Perang yang mengikuti gerakan operasi militer terhadap peristiwa di Jawa Barat (DI/TII Kartosoewirjo).
  • Satyalancana Gerakan Operasi Milite VI diberikan kepada anggota Angkatan Perang yang mengikuti gerakan operasi militer terhadap peristiwa di Jawa Tengah dipimpin oleh Muchni cs tanggal 27 Desember 1949.
  • Satyalancana Gerakan Operasi Militer VII diberikan kepada anggota Angkatan Perang mengikuti gerakan operasi militer terhadap peristiwa di Aceh (DI/TII Daud Beureuh).
  • Satyalancana Gerakan Operasi Militer VIII diberikan kepada Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang melakukan tugas dalam gerakan pembersihan dan pemberantasan terhadap pemberontakan PGRS PARAKU di Kalimantan Barat.
  • Satyalancana Raksaka Dharma atau Satyalancana Gerakan Operasi Militer IX diberikan kepada anggota Angkatan Bersenjata yang melakukan tugas dalam Gerakan Operasi Militer dalam rangka mempertahankan Kesatuan Bangsa dan Negara di Irian Barat.

TANDA KEHORMATAN REPUBLIK INDONESIA (Part II)

Tanda Kehormatan Republik Indonesia adalah penghargaan negara yang diberikan Presiden kepada seseorang, kesatuan, institusi pemerintah, atau organisasi atas darmabakti dan kesetiaan yang luar biasa terhadap bangsa dan negara. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2009 dan PP No. 35 Tahun 2010 ,Tanda Kehormatan dibagi menjadi tiga jenis yaitu Bintang, Satyalancana, dan Samkaryanugraha. Pada part II ini, admin akan membahas mengenai tanda kehormatan RI yang ada di lingkup angkatan bersenjata (TNI/Polri).

Bintang Bhayangkara

Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara dianugerahkan kepada mereka yang berjasa besar untuk kemajuan dan pengembangan Kepolisian. Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara memiliki tiga kelas, yaitu: 1. Bintang Bhayangkara Utama, 2. Bintang Bhayangkara Pratama, dan 3. Bintang Bhayangkara Nararya. Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara dapat dianugerahkan kepada WNI dan WNA yang memenuhi persyaratan.




Bintang Kartika Eka Pakci
Bintang Kartika Eka Pakçi dianugerahkan kepada mereka yang dibidang kemiliteran telah menunjukkan kemampuan, kebijaksanaan, dan jasa luar biasa melebihi panggilan kewajiban untuk kemajuan dan pembangunan TNI Angkatan Darat. Tanda Kehormatan Bintang Kartika Eka Pakçi memiliki tiga kelas, yaitu: 
1) Bintang Kartika Eka Pakçi Utama. 





2) Bintang Kartika Eka Pakçi Pratama. 




3) Bintang Kartika Eka Pakçi Nararya. 






Tanda Kehormatan Bintang Kartika Eka Pakçi dapat dianugerahkan kepada WNI dan WNA yang memenuhi persyaratan.

Bintang Jalasena
Bintang Jalasena dianugerahkan kepada mereka yang dibidang kemiliteran menunjukkan kemampuan, kebijaksanaan, dan jasa luar biasa melebihi panggilan kewajiban untuk kemajuan dan pembangunan TNI Angkatan Laut. Tanda Kehormatan Bintang Jalasena memiliki tiga kelas, yaitu: 
1) Bintang Jalasena Utama 







2) Bintang Jalasena Pratama 






3) Bintang Jalasena Nararya. 






Tanda Kehormatan Bintang Jalasena dapat dianugerahkan kepada WNI dan WNA yang memenuhi persyaratan.

Bintang Swa Bhuwana Paksa

 Bintang Swa Bhuwana Paksa dianugerahkan kepada mereka yang dbidang kemiliteran menunjukkan kemampuan, kebijaksanaan, dan jasa luar biasa melebihi panggilan kewajiban untuk kemajuan dan pembangunan TNI Angkatan Udara. Tanda Kehormatan Bintang Swa Bhuwana Paksa memiliki tiga kelas, yaitu: 
1) Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama 






2) Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama 





3) Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya. 






Tanda Kehormatan Bintang Swa Bhuwana Paksa dapat dianugerahkan kepada WNI dan WNA yang memenuhi persyaratan.

TANDA KEHORMATAN REPUBLIK INDONESIA (Part 1)

Tanda Kehormatan Republik Indonesia adalah penghargaan negara yang diberikan Presiden kepada seseorang, kesatuan, institusi pemerintah, atau organisasi atas darmabakti dan kesetiaan yang luar biasa terhadap bangsa dan negara. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2009 dan PP No. 35 Tahun 2010 ,Tanda Kehormatan dibagi menjadi tiga jenis yaitu Bintang, Satyalancana, dan Samkaryanugraha.

BINTANG

Bintang Gerilya


 Bintang Gerilya adalah Bintang yang dianugerahkan bagi mereka yang berjuang demi mempertahankan kedaulatan NKRI dari Agresi Negara asing dengan cara bergerilya. Dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia kepada setiap warga negara RI yang menunjukkan keberanian, kebijaksanaan, dan kesetiaan yang luar biasa dalam mempertahankan republik semasa revolusi antara tahun 1945-1950, terutama saat Agresi Militer Belanda I (20 Juni 1947 - 22 Februari 1948) dan Agresi Militer Belanda II (18 Desember 1948 -27 Desember 1949). Tanda Kehormatan Bintang Gerilya tidak memiliki kelas. Tanda Kehormatan Bintang Gerilya hanya dapat dianugerahkan kepada WNI yang memenuhi persyaratan. Para pahlawan penerima bintang gerilya berhak untuk dimakamkan di makam pahlawan.


Bintang Republik Indonesia
Bintang Republik Indonesia adalah tanda kehormatan yang tertinggi di Indonesia. Dianugerahkan dengan tujuan untuk memberi kehormatan istimewa kepada mereka yang berjasa sangat luar biasa guna keutuhan, kelangsungan dan kejayaan Negara.  Selanjutnya, Bintang Republik Indonesia dibagi kedalam lima kelas, yaitu Bintang Republik Indonesia Adipurna, Bintang Republik Indonesia Adipradana, Bintang Republik Indonesia Utama, Bintang Republik Indonesia Pratama, dan Bintang Republik Indonesia Nararya.

Bintang Mahaputera
Merupakan bintang jasa dengan derajat tertinggi (satu tingkat dibawah Bintang Republik Indonesia) dan merupakan penghargaan sipil tertinggi yang dianugerahkan kepada mereka yang menunjukkan jasa luar biasa untuk Negara Republik Indonesia. Bintang Mahaputera juga dianugerahkan kepada personil militer dengan beberapa ketentuan. Bintang Mahaputera terbagi kedalam lima kelas, yaitu: Bintang Mahaputera Adipurna, Bintang Mahaputera Adipradana, Bintang Mahaputera Utama, Bintang Mahaputera Pratama, dan Bintang Mahaputera Nararya.

Bintang Kemanusiaan
Tanda Kehormatan Bintang Kemanusiaan adalah Bintang yang dianugerahkan bagi mereka yang telah menegakkan nilai-nilai peri-kemanusiaan dan peri-keadilan bangsa dan negara serta di bidang hak asasi manusia (HAM). Bintang Kemanusiaan tidak memiliki kelas. Tanda Kehormatan Bintang Kemanusiaan dapat dianugerahkan kepada WNI dan WNA yang memenuhi persyaratan.

Bintang Jasa
Merupakan Tanda kehormatan yang dianugerahkan untuk menghargai dan menghormati WNI yang berjasa besar terhadap negara dan bangsa dalam suatu bidang tertentu atau peristiwa atau hal tertentu. Tanda Kehormatan Bintang Jasa memiliki tiga kelas, yaitu: Bintang Jasa Utama, Bintang Jasa Pratama, dan Bintang Jasa Nararya. Bintang jasa dapat di anugerahkan kepada WNI dan/ atau WNA yang memenuhi persyaratan.


Bintang Sakti
Bintang Sakti dianugerahkan bagi mereka yang menunjukkan keberanian dan ketabahan tekad melampaui dan melebihi panggilan kewajiban dalam pelaksanaan tugas operasi militer. Penghargaan ini diberikan kepada setiap WNI memenuhi persyaratan yang melakukan suatu tindakan yang sangat luar biasa dengan melampaui panggilan tugas negara dan menunjukan sifat-sifat kepahlawanan dengan mempertaruhkan jiwa dan raganya sehingga memberikan sumbangsih kepada negara dan bangsa. Tanda Kehormatan Bintang Sakti tidak memiliki kelas.

Bintang Dharma
Bintang Dharma dianugerahkan bagi mereka yang menyumbangkan jasa bakti dengan melebihi dan melampaui panggilan kewajiban dalam pelaksanaan tugas militer sehingga memberikan keuntungan luar biasa untuk kemajuan TNI. Tanda Kehormatan Bintang Dharma tidak memiliki kelas. Tanda Kehormatan Bintang Dharma hanya dapat dianugerahkan kepada WNI yang memenuhi persyaratan sebagai penghargaan atas jasa-jasa luar biasa untuk kemajuan dan pembangunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia..

Bintang Penegak Demokrasi
Bintang Penegak Demokrasi dianugerahkan kepada mereka yang berjasa besar demi tegaknya prinsip kerakyatan, kebangsaan, kenegaraan, dan pembangunan hukum nasional. Tanda Kehormatan Bintang Penegak Demokrasi memiliki tiga kelas, yaitu: Bintang Penegak Demokrasi Utama, Bintang Penegak Demokrasi Pratama, dan Bintang Penegak Demokrasi Nararya. Bintang Penegak Demokrasi dapat dianugerahkan kepada WNI dan WNA yang memenuhi persyaratan.

Bintang Yudha Dharma
Bintang Yudha Dharma dianugerahkan kepada mereka yang telah mendarmabaktikan diri melebihi dan melampaui panggilan kewajiban dalam pelaksanaan tugas pembinaan dan pengembangan serta menghasilkan karya yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh pemerintah dan NKRI. Tanda Kehormatan Bintang Yudha Dharma memiliki tiga kelas, yaitu:  Bintang Yudha Dharma Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, dan Bintang Yudha Dharma Nararya. Tanda Kehormatan Bintang Yudha Dharma dapat dianugerahkan kepada WNI dan WNA yang memenuhi persyaratan. 

RESENSI BUKU SPY CATCHER: The Candid Autobiography of a Senior Intelligence Officer

 
Judul buku                : Spy Catcher
Pengarang                : Peter Wright
Penerjemah       : Irwan Saragih dan Boesoni Sondakh
Penerbit                     : Erlangga
Tahun Terbit              : 1988
Jumlah Halaman        : ix + 337 halaman

Spy Catcher merupakan buku otobiografi, mantan asisten direktur MI5, Peter Wright yang dilarang peredarannya oleh pemerintah Inggris dan negara-negara persemakmuran karena isinya yang menguak jaringan mata-mata Soviet di jajaran petinggi dinas rahasia Inggris dan dinilai melanggar aturan kerahasiaan informasi intelijen di Inggris dan negara-negara persemakmuran.

Peter Wright merupakan anak seorang ilmuan radio yang bekerja di perusahaan Marconi, ia kemudian mengikuti jejak ayahnya, yaitu bekerja sebagai ilmuan. Bersamaan dengan berkecamuknya Perang Dunia Kedua, Peter dikaryakan sebagai ilmuan di Departemen Intelijen Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang bertugas melakukan penelitian dan pengembangan teknologi dalam rangka memenangkan perang melawan Nazi Jerman. Setelah perang usai, ia mendaftar sebagai calon perwira di dinas rahasia MI5 dan kemudian ditempatkan di Cabang A2. Dalam masa penugasannya Peter bertugas dalam beberapa operasi rahasia seperti operasi ENGULF (peyadapan terhadap kedubes Mesir di London), STOCKADE (penyadapan terhadap kedubes Perancis di London), penyadapan teradap kedubes Indonesia di London tahun 1966, dan operasi membongkar kegiatan spionase oleh dinas intelijen Soviet serta berbagai operasi intelijen lainnya, serta mengembangkan berbagai peralatan seperti mikropon SATYR dan alat pendeteksi sinyal RAFTER.

Setelah mengalami kegagalan dalam serangkaian operasi kontra-intelijen terhadap Soviet, Peter mulai merasa terdapat mata-mata tingkat tinggi didalam dinas MI5 yang membocorkan seluruh operasi kontra intelijen MI5 ke pihak Soviet. Kecurigaan Peter dimulai pada kasus spionase Konon Trofimovich Molody yang menyamar sebagai seorang Kanada bernama Gordon Lonsdale yang merupakan spy master Soviet yang dinilai dikorbankan oleh KGB untuk melindungi asset tingkat tingginya di jajaran MI5. Kemudian, kecurigaan Peter diperparah dengan pembelotan oleh beberapa diplomat dan petinggi dinas rahasia Inggris seperti Harold “Kim” Philby (diplomat dan pejabat senior MI5), Guy F. Burgess dan Donald Maclean (Pejabat tinggi Deplu Inggris), serta Sir Anthonny Blunt (Pejabat tinggi MI5 sekaligus pengawas lukisan ratu) ke Soviet. Semua menjadi semakin jelas saat Mayor Klimov, seorang diplomat Soviet Pos Oslo membelot ke Blok Barat. Setelah diperiksa, Mayor Klimov merupakan seorang pejabat senior KGB bernama Anatoly Golitsin. Dalam keterangannya, Golitsin mengatakan bahwa dalam tubuh MI5 terdapat Ring of Five merupakan lima serangkai mata-mata Soviet di petinggi MI5.

Namun, segala bentuk penyelidikan terhadap kasus Ring of Five tersebut akan diganjar dengan pemecatan, maka ia memulai penyelidikan independen dan setelah sekian lama, Peter mendapati bahwa direktur MI5 yang dijabat Sir Roger Hollis merupakan salah satu Ring of Five setelah Kim Philby, Guy Burgess, Donald Maclean, dan Sir Anthony Blunt yang merupakan lima serangkai mata-mata KGB didalam petinggi Dinas Intelijen Inggris.

Buku Spy Catcher merupakan otobiografi karangan Peter Wright tentang pengalamannya berdinas di dinas intelijen dalam negri Inggris, MI5. Buku ini menggambarkan latar dan suasana yang nyata di dinas intelijen Inggris dalam perang dingin yang diwarnai dengan diplomasi yang penuh kecurigaan, kegelapan dunia mata-mata, dan saling spionase antara MI5 dan KGB (dinas intelijen Soviet). Namun, kelemahan buku ini ditulis dengan alur dan latar yang berpindah-pindah dan gaya bahasa terjemahan yang sulit dipahami, serta banyak terdapat istilah-istilah bidang intelijen dan teknik elektronika, sehingga dalam membaca buku ini diperlukan ketelitian dan bahan refrensi untuk mencari sendiri makna dan kejadian yang diceritakan. Sebelum membaca buku ini, pembaca harus mengetahui terlebih dahulu latar kejadian yang terjadi pada masa perang dingin.


Minggu, 01 November 2015

FORGOTTEN VETERAN: Tatang Koswara

This is a tribute for Warrant Officer (Ret.) Tatang Koswara, the best Indonesian sniper of all time who fought for motherland without counting cost and benefit, and life without glamorous as war hero.

Warrant Ofocer (Ret.) Tatang Koswara in
old age

Warrant Officer (Ret.) Tatang Koswara was an Indonesian sniper legend of all time, he was born in Bandung, 16 December 1946. According to Sniper Training, Techniques, and Weapons written by Peter Brookesmith, Tatang Koswara was included to 14 Sniper’s Roll of Honor in the world, by scoring 41 kills during the Seroja Operation in East Timor.


His military career begin in 1967, after passed Indonesian Army test. The army training become so easy for him because of his habit as a hardworking villager. The young Tatang, then selected to join Mobile Training Teams (MTT) in Green Berets Training Center, US, under Captain Conway command. Then, after two years of uneasy training, only 17 out of 60 applicants were graduated and rewarded with Winchester Model 70 Featherweight sniper rifle.

In 1970s the world surprised by conflict in East Timor between The Republic of Indonesia facing Fretilin Communist Militant. Even the Indonesian Forces more superior in number and equipment than the militant, but it was futile because the militant used guerilla warfare to fight. To handle it, armed forces headquarter approved to sent special forces unit, such as special Army Forces Commando (Kopassus), Special Forces Corps of the Air Forces (Paskhas), and Naval Elite Frogman Commando (Kopaska) that have anti-guerilla capability.

In Operation Seroja, “Siluman-3” (Tatang’s call sign) act as a scout to monitoring every enemy movement in absolute silent and reported it to the HQ. Then, if he found a Fretilin commander, he turned into ruthless killer who shown no mercy, and take him out. In every deployment he always carried 50 rounds. Even though, he always only took 49 shoots and left 1 round for him self after put the rifle out of action, rather than capture by the communist militant. 

One day, Tatang  was being hit on his leg, he felt afraid to be capture by militants but he was ready for the death. He crawl through the jungle and says "if I die here, my blood must spill for The Sacred Red and White (the national Indonesian flag)". Tatang Koswara retired from military services in 1996 as Warrant officer and passed away in March 2015. 

FORGOTTEN VETERAN: SUUD RUSLI

This is a true story about a former member of Indonesian Navy Elite Forces, Suud Rusli that escape from maximum security military prison for twice and open our mind about the capability of the Indonesian Elite Forces.

1st Amphibious Recon Battalion Commander
 Major (Mar.) Freddy Ardianzah (left)
and his men, equipped by HK-417 Assault Rifle (right)
Suud Rusli was a former member of Indonesian Navy elite forces known as Amphibious Recon Battalion or Yontaifib (Indonesian: Batalion Intai Amfibi) as Second Corporal. He and his companion Second Lieutenant Syam Achmad Sanusi was found guilty for assassinate PT. Asaba’s boss Budiharto Angsono in July 2003 and his bodyguard Second Sergeant Edi Siyep who was from another Indonesian Army Elite Anti Insurgency Unit (Satgultor 81 Kopassus). Both Suud and Syam was sentenced to the death by Indonesian Court of Justice. He became a hot topic because of his skill that made him escape from maximum security military prison for twice.
As a former Naval elite forces, Suud and Syam were well trained in jungle and urban warfare, intelligence, excellent in both amphibious and airborne raid, physics, survival, shooting, demolition, martial art, and already passed the special forces psychological standard. In the other words, they have a natural killing instinct, deadly, and highly experienced in many special forces operation.
After he was arrested,  the story begin when the first time Suud managed to escape from his cell, in the naval military prison Gunung Sahari, Jakarta. He felt incomfortable by  human rights violation in the military prison.
Then, he was arrested for the second time in Malang and being hit twice on his legs. Afraid that Suud managed to escape again, the navy sent him to the military prison of the military police headquarter in Cimanggis.

Unfortunately, Suud managed to escape again with his arm and legs were tied down. After the second jailbreak, the national armed forces headquarter formed a task force. It was formed by 30 men from armed forces special forces such as Naval Jalamangkara Detachment (Denjaka), Army Special Forces Commando (Kopassus), and Indonesian Police Mobile Brigade (Brimob). He was arrested in Subang, West Java and sent to 1st Class Prison in Sidoarjo, East Java. But, what happened with Second Lieutenant Syam Achmad Sanusi? He managed to escaped from prison at a same way that Suud Rusli took. Then, he was shoot dead in Cibeunyi, Banten, by task forces formed by armed forces headquarter after three years in exile.