Pada
Minggu, 7 Februari 2016, pukul 9:09 waktu setempat, Korea Utara mengklaim
sukses meluncurkan program uji coba roket jarak jauh dari kawasan peluncuran
roket di pesisir barat Korea Utara Pungye-Ri. Pihak Korea Utara melalui siaran KCNA
(pers pemerintah Korea Utara) menyatakan bahwa Korea Utara memiliki kedaulatan atas
hak meluncurkan satelit ke orbit dan menyatakan sukses meluncuran satelit
pengamatan bumi Kwangmyongsong-4.
Peluncuran
roket tersebut merupakan ujicoba keempat dan jadwal peluncurannya dipercepat
dari jadwal sebelumnya dan tanpa mengeluarkan peringatan kepada negara
disekitarnya. Peluncuran tersebut kembali memanaskan keadaan di semenanjung
korea dan bahkan di Asia Timur, sejak klaim Korea Utara berhasil melakukan
ujicoba bom hidrogen pada 7 Januari 2016 lalu yang menyebabkan gempa-bumi
sebesar 5,1 skala richter di semenanjung korea.
Program
nuklir Korea Utara masih ditolak oleh dunia Internasional dan tidak
meratifikasi traktat NPT (Non Poliferation
Treaty). Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menolak himbauan internasional
untuk menghentikan proyek nuklirnya dan menolak pengawasan IAEA terhadap
fasilitas nuklirnya. Sehingga, Korea Utara harus menghadapi sanksi yang dijatuhkan
oleh PBB dan dunia internasional. Peluncuran tersebut melanggar sanksi
internasional terhadap negara tertutup tersebut. Bahkan, RRC sebagai sekutu
dekat Korea Utara menyatakan rasa tidak terima atas peluncuran roket tersebut. AS
dan RRC menyatakan menolak mengakui Korea Utara sebagai negara dengan kekuatan
nuklir.
Pyongyang
sudah beberapa kali melakukan ujicoba serupa. Apabila diurutkan sejak tahun
1993, Korea Utara sudah meningkatkan kemampuan jangkauan roketnya sepuluh kali
lipat. Pada 1993, Korea Utara meluncurkan roket yang disebut barat sebagai
rudal Nodong dengan jangkauan sejauh
1000km. Dengan jangkauan tersebut, rudal tersebut dapat menjangkau pesisir
barat Jepang. Selanjutnya, pada 2003, Korea Utara sukses meluncurkan roket
terbaru yang diberi nama Hwangsong I/ Taepodong
I dengan jangkauan hampir tiga kali lipat dari ujicoba sebelumnya, yaitu
mencapai 2900km. Dengan jarak tersebut, rudal korea utara mampu menjangkau
negara-negara disekitarnya, seperti Korea Selatan, Jepang, China, Rusia, dan
negara-negara di Asia Tenggara. Selanjutnya, pada 2009 Korea Utara
mengembangkan rudal Hwangsong II/
Taepodong II yaitu merupakan rudal generasi lanjut yang memiliki jangkauan
sepuluh kali lipat dari jangkauan Nodong
I dan tiga kali lipat dari Taepodong
I. Peluncuran rudal tersebut diklaim mampu menjangkau target sejauh 10.000km.
jangkauan rudal tersebut mampu menjangkau Australia dan Kepulauan Hawaii.
Dikhawatirkan,
uji coba roket tersebut merupakan tahap akhir program pengembangan senjata
nuklir Korea Utara, setelah sebelumnya mengklaim berhasil mengujicoba bom hidrogen.
Karena apabila kedua bagian tersebut dikombinasikan akan menghasilkan senjata
nuklir jarak jauh yang sangat berbahaya.
Referensi
http://abcnews.go.com/International/wireStory/seoul-korea-moves-rocket-launch-window-feb-14-36755058
Tidak ada komentar:
Posting Komentar