Batalyon Para Komando 911, merupakan
batalyon pasukan khusus Angkatan Bersenjata Nasional Khmer, atau Angkatan
Bersenjata Kamboja. Unit ini memegang peranan penting dalam terbentuknya Kamboja
yang damai.
Kala
itu, Kamboja sedang dikoyak perang saudara antara pemerintah kerajaan Khmer dan
pemberontak Khmer merah pimpinan pol-pot. Khmer merah merupakan Partai Komunis
Kamboja atau Kampuchea yang berafiliasi dengan Vietnam Utara. Pada 1975 Khmer Merah
pimpinan Pol-pot berhasil menguasai Kamboja dan mendirikan Negara Demokratik Kampuchea. Khmer Merah dikenal sangat kejam dalam
mempraktikkan ajaran komunis, seluruh ajaran agama dilarang dan bagi setiap
orang yang sedang beribadah akan dibunuh. Selain itu seluruh profesi
intelektual (politisi, guru, dan dokter dilarang), orang yang memiliki hubungan
dengan pemerintah, dan cendekiawan akan dibunuh. Dengan kekejaman tersebut,
Khmer Merah di perkirakan membantai 2 juta warga sipil kamboja. Akhirnya perang
saudara Kamboja dinyatakan usai pada Konvensi Paris 1991.
Seusai
perang saudara, negara Kamboja hancur dan memerlukan bantuan internasional. Bantuan
internasional berdatangan mulai dari makanan, obat-obatan, bahan bangunan, dan
lain-lain. Dalam urusan pertahanan, militer Kamboja mengirimkan pasukannya
untuk dilatih untuk menjadi pasukan linud. Kemudian, melihat keefektifan
pasukan hasil didikan Kopassus, militer Kamboja menginginkan pasukannya agar
dilatih pasukan khusus di Pusdikpassus. Untuk itu, pihak Kopassus membentuk
sebuah tim untuk menyeleksi tentara Kamboja yang akan mengikuti pendidikan
komando. Standar yang ditetapkan merupakan standar biasa yang ditetapkan bagi
calon siswa komando pada umumnya, yaitu akademik, psikologi, jasmani, dan kemiliteran
dasar serta minat.
Setiap
tahun, militer Kamboja mengirimkan anggotanya untuk dilatih bersama dengan
siswa komando di Pusdikpassus, Batujajar. Tidak ada perhatian lebih atau kesan
yang terlalu dispesialkan “dienakin” bagi siswa komando dari Kamboja, mereka
harus mengikuti pendidikan selama tujuh bulan bersama dengan siswa-siswa
komando dari TNI.
Bagi
lulusan Pusdikpassus asal Kamboja tersebut merupakan suatu kehormatan dapat
menempa ilmu di Pusdikpassus, karena tidak semua anggota TNI saja dapat dididik
disana. Lulusan-lulusan tersebut kemudian dimasukkan kedalam Batalyon 911 yang
bermarkas di Pnom Pehn, ibu kota Kamboja. Lulusan Pusdikpassus tersebut juga
melakukan pelatihan bagi tentara Kamboja lainnya. Tidak hanya itu, tim pelatih
dari Kopassus juga didatangkan ke Kamboja untuk melatih tentara Kamboja.
Pada
tahun 2008, terjadi konflik perbatasan antara Kamboja dengan Thailand di situs
candi kuno Preah Vihear. Hingga terjadi kontak tembak antara kedua kekuatan
yang menimbulkan kecemasan akan terjadinya perang terbuka antara Kamboja dan
Thailand. Dalam suatu kesempatan Asintel Kopassus, Kolonel Bambang Ismawan
mengatakan bahwa “Kita sempat dapat keluhan
dari pihak militer Thailand. Mereka mengetahui prajurit yang digelar disana
merupakan alumni Pusdikpassus Batujajar. Cara gelar dan penempatan pasukan sangat
khas dan ditakuti pihak Thailand”.
Hebaaaaattt
BalasHapusMantap kopassus
BalasHapushttp://188.166.178.167/
BalasHapus