Cendita SC atau Cendekia
Waskita Shooting Club, adalah shooting
club yang dibentuk pada Kamis 23 Juli 2013. Pada 2014, Cendita SC sudah tergabung
kedalam wadah Perbakin dan kini beranggotakan 25 orang penembak.
Seperti shooting
club yang lainnya Cendita SC memiliki fasilitas yang lengkap, mulai dari
lapangan tembak indoor dengan jarak
maksimal 100 meter, sasaran untuk menembak slow
fire, sasaran tembak reaksi, dan berbagai fasilitas lainnya. Lapangan tembak
indoor dengan jarak 100 meter milik
Cendita SC sangat mumpuni untuk kebutuhan menembak air softgun, air gun, pistol, bahkan laras panjang.
< Seragam yang menunjukkan lambang Cendita SC
Pada saat ini, Cendita SC memiliki persenjataan
beragam, mulai dari yang “jadul” sampai yang modern. Untuk persenjataan yang “jadul”
ada jenis-jenis senjata retro seperti enam pucuk pistol Smith & Weasson Model
39-2 racikan Amerika Serikat, tiga pucuk Browning CZ 83 buatan Czech Republic, tiga pucuk Beretta Serie 80 buatan Italia, sedangkan
arsenal baru yang tiba pada bulan Desember 2014 meliputi enam pucuk pistol P2
buatan PT Pindad dan sebelas pucuk pistol Heckler & Koch USP Compact buatan pabrikan H&K asal
Jerman, serta satu pucuk air gun
laras panjang Pasopati. Untuk Beretta dan Browning menggunakan amunisi full metal jacket (FMJ) kaliber 5,56mm
dan untuk Smith & Weasson, P-2 Pindad, dan H&K USP Compact menggunakan amunisi FMJ kaliber 9mm, sedangkan untuk amunisi
diluar standar seperti jenis super vell ammunition
dan hollow point ammunition hanya digunakan
oleh pelatih.
Dalam rencananya untuk menelurkan atlit-atlit menembak
dan pengembangan sumber daya manusia yang mumpuni dan berprestasi di bidang
menembak, penembak di Cendita SC dilatih oleh pelatih yang sangat berpengalaman
dan skill individu pelatih-pelatih Cendita SC tidak dapat diremehkan. Terdapat lima
orang pelatih, seluruhnya berasal dari kesatuan TNI, tiga orang berasal dari kesatuan
Detasemen Jala Mangkara yang merupakan satuan elit TNI-AL, satu orang dari kesatuan
Marinir TNI-AL, dan satu orang dari kesatuan Polisi Militer TNI-AD. Terutama para
pelatih dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) memiliki pengalaman tidak hanya
dari kejuaraan menembak tingkat daerah dan nasional, tetapi juga internasional,
bukan itu saja para pelatih dari Denjaka tersebut pernah bertugas di medan
tempur yang sebenarnya yang memerlukan skill individu diatas rata-rata prajurit
biasa seperti operasi pasukan khusus di Aceh menumpas GAM, operasi militer di
Papua, bahkan ada yang terlibat dalam operasi pembebasan kapal KM Sinar Kudus
yang dibajak Perompak Somalia di laut Aden, Somalia, dan berbagai palagan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar