Rabu, 24 Desember 2014

Cendita Shooting Club


Cendita SC atau Cendekia Waskita Shooting Club, adalah shooting club yang dibentuk pada Kamis 23 Juli 2013. Pada 2014, Cendita SC sudah tergabung kedalam wadah Perbakin dan kini beranggotakan 25 orang penembak.

Seperti shooting club yang lainnya Cendita SC memiliki fasilitas yang lengkap, mulai dari lapangan tembak indoor dengan jarak maksimal 100 meter, sasaran untuk menembak slow fire, sasaran tembak reaksi, dan berbagai fasilitas lainnya. Lapangan tembak indoor dengan jarak 100 meter milik Cendita SC sangat mumpuni untuk kebutuhan menembak air softgun, air gun, pistol, bahkan laras panjang.


< Seragam yang menunjukkan lambang Cendita SC

Pada saat ini, Cendita SC memiliki persenjataan beragam, mulai dari yang “jadul” sampai yang modern. Untuk persenjataan yang “jadul” ada jenis-jenis senjata retro seperti enam pucuk pistol Smith & Weasson Model 39-2 racikan Amerika Serikat, tiga pucuk Browning CZ 83 buatan Czech Republic, tiga pucuk Beretta Serie 80 buatan Italia, sedangkan arsenal baru yang tiba pada bulan Desember 2014 meliputi enam pucuk pistol P2 buatan PT Pindad dan sebelas pucuk pistol Heckler & Koch USP Compact buatan pabrikan H&K asal Jerman, serta satu pucuk air gun laras panjang Pasopati. Untuk Beretta dan Browning menggunakan amunisi full metal jacket (FMJ) kaliber 5,56mm dan untuk Smith & Weasson, P-2 Pindad, dan H&K USP Compact menggunakan amunisi FMJ kaliber 9mm, sedangkan untuk amunisi diluar standar seperti jenis super vell ammunition dan hollow point ammunition hanya digunakan oleh pelatih.

Dalam rencananya untuk menelurkan atlit-atlit menembak dan pengembangan sumber daya manusia yang mumpuni dan berprestasi di bidang menembak, penembak di Cendita SC dilatih oleh pelatih yang sangat berpengalaman dan skill individu pelatih-pelatih Cendita SC tidak dapat diremehkan. Terdapat lima orang pelatih, seluruhnya berasal dari kesatuan TNI, tiga orang berasal dari kesatuan Detasemen Jala Mangkara yang merupakan satuan elit TNI-AL, satu orang dari kesatuan Marinir TNI-AL, dan satu orang dari kesatuan Polisi Militer TNI-AD. Terutama para pelatih dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) memiliki pengalaman tidak hanya dari kejuaraan menembak tingkat daerah dan nasional, tetapi juga internasional, bukan itu saja para pelatih dari Denjaka tersebut pernah bertugas di medan tempur yang sebenarnya yang memerlukan skill individu diatas rata-rata prajurit biasa seperti operasi pasukan khusus di Aceh menumpas GAM, operasi militer di Papua, bahkan ada yang terlibat dalam operasi pembebasan kapal KM Sinar Kudus yang dibajak Perompak Somalia di laut Aden, Somalia, dan berbagai palagan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar